Sunday 3 October 2010

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEMATIKA DI INDONESIA MENINGKAT 20-30 PERSEN

Jakarta, 17 Juli 2010 (Business News)
Pembangunan industri telematika (telekomunikasi dan informatika) di Indonesia mengalami peningkatan dari tingkat konsumsi users yaitu mencapai sekitar Rp 100 triliun, dan trennya untuk tahun 2010 akan terus meningkat. Dari RplOO triliun, nilai investasi perangkat komputasi (komputer) meningkat sekitar 20 persen, tetapi masih lebih rendah dibanding (investasi) telepon selular (ponsel) yaitu sekitar 30 persen. Investasi ponsel dibagi dalam beberapa segmen, antara lain harga ponsel, jasa layanan, modernitas fitur, dan lain sebagainya. "Tingkat penggunaan berbagai produk telematika di Indonesia, dilihat dalam perspektif investasi jelas menggembirakan. Trennya naik, dan sudah mencapai sekitar RplOO triliun per tahun. Para provider telekomunikasi di Indonesia terus mengimbangi nilai investasinya dengan kemajuan teknologinya yang terus berkembang. Jangkauan bisnisnya juga semakin luas," Hidayat Tjokrodjojo, Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Indonesia mengatakan kepada Business News (16/7).

Teknologi perangkat portabel iPad, Skypad, dan pad-pad lainnya juga salah satu elemen teknologi telekomunikasi yang terus berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap kali pameran telematika di Indonesia, terutama Jakarta. Harga iPad dengan kekuatan teknologinya, data, foto, dan lain sebagainya dalam jumlah besar bisa sinergis dengan server yang disediakan provider. Teknologi pad-pad tersebut juga kian bersinergi dengan kekuatan teknologi antara lain wifi, GSM, dan lain sebagainya. "Dari teknologi yang kian berkembang, mendorong tingkat melek masyarakat juga semakin meningkat. Penetrasi pelanggan ponsel sudah ratusan juta. Angka tersebut sudah setara, sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 230 juta. Dan yang lebih menggembirakan lagi, di berbagai daerah, bahkan daerah pelosok di Indonesia juga sudah banyak yang menggunakan alat komunikasi seperti handphone, internet, dan lain sebagainya".
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia juga sangat jelas dibutuhkan mengingat kondisi geografis, yaitu lebih dari 17 ribu pulau. Sehingga dari kondisi tersebut, alat komunikasi dan informasi lebih dibutuhkan dibanding di negara dengan kondisi geografis daratan. "Kepulauan Indonesia scattered (berpencar, tersebar) dan ukurannyajuga besar. Hal ini berbeda dengan negara Filipina, walaupun sama-sama negara kepulauan. Kondisi Filipina, pulaunya terkumpul dan tidak lebih besar dibanding pulau-pulau utama di Indonesia. Sehingga, dengan kondisi geografis demikian, teknologi informasi dan komunikasi sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi,".
Pemerintah dan Mastel menyadari kondisi ini, sehingga masih terus berupaya meningkatkan teknologinya di Indonesia. Agenda utama, dan sangat menguras waktu, biaya dan pikiran, adalah kelanjutan dan perluasan pembangunan Palapa Ring. Proyek infrastruktur tersebut adalah penggunaan fiber optik untuk mengkondisikan traffic telekomunikasi Indonesia. Sampai saat ini, Pemerintah Indonesia terus merancang studi kelayakannya dengan mekanisme public-private partnership (kemitraan swasta dan Pemerintah)."Tetapi teknologi tersebut (Palapa Ring) sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan pergerakan sistem ekonomi, perdagangan secara global. Teknologinya juga tidak hanya mengandalkan frekuensi gelombang radio, tetapi penggunaan pita lebar nasional sehingga terjadi interkoneksi antar ribuan pulau di Indonesia, terhubung dengan fiber optik. Dengan demikian, daya broadcast nya sangat lebar sekali. Jika Palapa Ring tersebut terwujud, setiap ibukota kabupaten/kota di Indonesia terhubung dengan jalur telekomunikasi yang sangat efisien. Karena jaringannya yang terhubung berada di dasar laut".
Kondisi negara Indonesia membutuhkan total panjang serat optik kabel laut sekitar 35.280 km dan 20.737 km kabel serat optik inland (di daratan). Kebutuhan investasi adalah sebesar USD1.517 miliar. Kondisi existing sekarang ini, yaitu sekitar 15.000 km kabel serat optik yang ada telah dibangun oleh beberapa operator yakni PT Telkom, PT Excelcomindo, PT Indosat, dan PT Comnet Plus. Kabel-kabel tersebut diharapkan nantinya bisa terintegrasi dengan proyek Palapa Ring yang dibangun Pemerintah. Sejauh ini sudah terdapat lima calon investor yang secara formal telah menyatakan ketertarikan (dengan menyampaikan letter of intent) dalam proyek Palapa Ring ini, yaitu PT Bakrie Telecom, PT Wireless Indonesia, PT Telkom, PT Aqela Communications, dan PT Potensi Bumi Sakti. Di luar lima calon investor tersebut masih terdapat sekitar sepuluh calon investor lain yang juga cenderung menunjukkan minatnya. (SL)

Posted by